Ade Rai Bilang Angkat Beban Jadi Olahraga Ideal Saat Usia 40 Tahun Lebih
![]() |
Salah satu latihan angkat beban untuk usia 40 tahun ke atas adalah mengangkat dumbbell. Foto: liberationfitness.ca. (*) |
Dalam
perbincangan bersama Rhenald Kasali dalam vlog yang berjudul Sederhana, Tapi
Banyak yang Gagal Paham, binaragawan Indonesia, Ade Rai mengungkapkan hal
yang mengejutkan.
Menurut pria bernama lengkap I Gusti Agung Rai Kusuma Yudha ini, jenis olahraga yang paling cocok untuk orang yang berusia 40 tahun ke atas adalah angkat beban.
Di Indonesia, olahraga angkat beban untuk usia di atas 40 tahun memang tidak lumrah. Olahraga jenis ini banyak dilakukan oleh mereka yang usianya masih di bawah 40 tahun.
BACA JUGA: Mengenal Sapi Limousin yang Selalu Jadi Hewan Kurban Para Presiden
“Untuk anak muda (di bawah 40 tahun), latihan beban bukan prioritas. Tapi karena olahraga ini ada unsur narsistik atau pamer, maka anak muda senang dengan latihan beban,” kata Ade.
Pria berdarah Bali yang lahir pada 6 Mei 1970 ini menjelaskan, olahraga angkat beban sangat cocok dengan usia lebih dari 40 tahun karena bisa memaksimalkan 5 bagian penting di tubuh manusia.
5 bagian penting tersebut adalah otot, tulang, lemak, pembuluh darah, dan jantung.
Ketika otot dilatih dengan beban, maka tulang kuat. Kemudian, gerakan tubuh akan tetap normal, sehingga kandungan lemak dalam tubuh terjaga.
“Karena kandungan lemak di tubuh terjaga, maka pembuluh darah akan menyalurkan darah secara maksimal. Sehingga detak jantung akan berfungsi normal pula,” tegasnya.
BACA JUGA: Kevin Costner Dituding Berbuat Asusila di Luar Naskah Film
Ade pun memberikan contoh jenis olahraga angkat beban yang cocok untuk usia 40 tahun ke atas. Diantaranya duduk-berdiri, lunges, squat, plank, dan angkat beban menggunakan dumbbell.
Bila tidak latihan beban, tutur Ade, maka akan datang obesitas. "Padahal obesitas bukan penyebab penyakit, tapi akibat tidak olahraga," kata Ade.
Dalam Laporan Nasional Sport Development Index (SDI) Kemenpora RI Tahun 2021 terungkap, berolahraga merupakan cara murah dan mudah bagi pencegahan penyakit non menular.
Apalagi, para ahli mengemukakan kriteria pelaksanaan olahraga atau aktivitas jasmani yaitu setidaknya 30 menit aktivitas jasmani dengan intensitas sedang dan setidaknya tiga kali seminggu.
BACA JUGA: IHSG Beri Sinyal Ekonomi Indonesia Suram
Dalam SDI 2021, Organisasi Kesehatan Dunia mencatat penyakit non menular muncul karena perilaku yang kurang sehat. Penyakit tersebut adalah jantung, stroke, pernafasan akut, dan diabetes mellitus. 4 jenis penyakit ini menyebabkan kematian sebesar 71% di Indonesia.
Dari data SDI 2021 pula, jumlah pengidap penyakit non menular tersebut meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995, angka kematian akibat penyakit non menular sebesar 41,7%, pada 2001 menjadi 49,9%, dan pada 2007 menjadi 59,5%
Dalam laporan 126 halaman tersebut juga diungkapkan, masyarakat Indonesia dibagi menjadi 3 kategori. Yaitu sangat kurang bugar (53,63%), kurang bugar (22,68%), dan hanya 5,86% yang masuk kategori sangat bugar dan unggul.
BACA JUGA: FIFA Kenalkan 4 Stadion Piala Dunia U-17 di Indonesia
Walaupun mayoritas masyarakat Indonesia sangat tidak bugar, Ade tidak terkejut dengan angka ini. Menurutnya, hal ini biasa saja.
“Kita (orang Indonesia) cenderung cuek terhadap kesehatan. Sehat tidak menarik bagi kita sebelum dia (sehat) pergi dari kita (menjadi sakit),” katanya.
Ade mengatakan, mayoritas sakit yang diderita karena perilaku masyarakat yang tidak sehat. “Tapi bila perilaku ini bisa diubah, maka kondisi sakit tersebut bisa berubah menjadi sehat,” paparnya.
Bagi Ade, untuk pola pikir masyarakat untuk hidup sehat menjadi sehat tidak butuh waktu panjang.
BACA JUGA: Ini Arti Kode Angka di Stasiun Kereta dan Sejarahnya
"Yang dibutuhkan adalah pemahaman. Ketika seseorang paham pentingnya kesehatan, maka pola hidup sehat akan bisa langsung dijalankan,” katanya.
Ia menegaskan, berinvestasi atau membiasakan diri dengan perilaku sehat sejak awal akan lebih mudah mengatasi masalah kesehatan.
“Sebaliknya, bila tidak ada kebiasaan perilaku hidup sehat, maka saat ada masalah kesehatan, hal tersebut akan lebih sulit diatasi atau diobati,” tegas Ade.
Komentar
Posting Komentar