Permintaan Rokok Ilegal Naik, Cuan Perusahaan Rokok Tetap Tinggi

Sepertinya tantangan pemerintah untuk memberantas peredaran rokok ilegal masih sulit. Sejauh ini, permintaan rokok ilegal di masyarakat masih tinggi dan terus meningkat. Foto: istimewa. (*)











Warga Dinilai Mulai Beralih ke Rokok Tanpa Cukai 

Dalam 10 tahun terakhir (2013-2022), jumlah rokok ilegal yang dinikmati perokok Indonesia terus naik. Bahkan pada 2022 lalu, jumlahnya mencapai 574,37 juta batang. 

Rokok ilegal merupakan rokok yang tak dilengkapi pita cukai resmi. Memang kemasan atau kotak rokok ilegal ada yang memiliki pita cukai ada yang tidak. 

Namun keduanya sama-sama dikategorikan sebagai rokok ilegal. Alasannya, rokok yang berpita cuka tersebut tidak membayar cukai ke pemerintah. Alias pita cukai palsu yang ditempel di kotak rokok. 

Sejauh ini pemerintah belum bisa memberantas rokok palsu yang beredar di masyarakat. Sepertinya agak sulit bagi pemerintah untuk memberantas rokok palsu yang beredar di masyarakat. 

Ada sejumlah faktor kenapa rokok ilegal masih sulit diberantas. 

Pertama tarif cukai dan pajak rokok yang terus meningkat. Akibatnya harga rokok juga meningkat. 

Kedua, di saat tarif cukai dan pajak rokok dinaikkan oleh pemerintah, ternyata harga tembakau di tingkat petani rendah.

Sehingga daya beli masyarakat terhadap rokok turun. Pabrik rokok juga mengerem produksi rokok. Tembakau petani tak dibeli pabrik rokok. Stok tembakau di tingkat petani meningkat karena tak terjual.

Akibatnya petani tak memperoleh pemasukan. 

Faktor ketiga adalah permintaan rokok harga murah yang cukup tinggi. 

Percaya atau tidak, bagi perokok, rokok merupakan 'support system' bagi mereka. 

Contohnya, saat sedang sendirian, merokok bisa menghhilangkan rasa kesepian. Bahkan seolah-olah rokok menjadi media seseorang berdialog dengan dirinya untuk mencari solusi dari masalah yang sedang ia hadapi. Apalagi ditambah segelas kopi panas, rokok menjadi pasangan yang klop!

Atau rokok juga bisa menghilangkan kegugupan seseorang. Saat seseorang sedang panik atau gugup, ia akan merokok. 

BACA JUGA: The Imitation Game: Dua Sisi Kehidupan Alan Turing, si Penggagas Komputer

Bagi yang bukan perokok, merokok yang dipercaya bisa mengurangi atau menghilangkan kegugupan agak sulit diterima. 

Oleh karena itu, berapa pun harga rokok yang ditetapkan oleh pemerintan, kampanye anti merokok menjadi tak berarti.

Sepanjang 2022 lalu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu menindak 574,37 juta batang rokok ilegal. 

Diketahui, jumlah ini naik sekitar 61% dibandingkan penindakan pada tahun sebelumnya. 

Tangkapan terbesar dari penindakan rokok ilegal ini dari jenis sigaret kretek mesin di 4 provinsi. Diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Lampung. 

Jumlah rokok tanpa cukai terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Sumber: dataindonesia.id


Rokok Ada di Dunia Hiburan dan Olahraga

Meskipun pemerintah telah memperketat aturan terhadap rokok, namun aturan seolah-olah hanya sekedar aturan. Tanpa hasil. 

Misalnya pemerintah mewajibkan produsen rokok menampilkan efek negatif atau penyakit akibat merokok pada kotak rokok. 

Kemudian pemerintah juga mengatur iklan rokok di media massa. Misalnya di media cetak, iklan rokok dilarang menampilkan merek dan kemasan rokok. 

Kemudian, iklan rokok juga dilarang menampilkan seseorang merokok dalam iklan tersebut. 

Hal tersebut juga berlaku iklan rokok yang ditayangkan di televisi. Iklan rokok baru boleh tayang mulai pukul 21.30 WIB. 

Hal ini berbeda dengan iklan produk lain. Iklan sebuah produk akan menampilkan produk yang ditawarkan. 

BACA JUGA: iPhone 15 Series Resmi Dijual Hari Ini. Ini Daftar Harga, Kelebihan, dan Kekurangannya!

Misalnya iklan mobil akan menampilkan mobil. Iklan deterjen pakaian, akan menampilkan deterjen pakaian. 

Tujuan larangan ini adalah agar warga tak lagi merokok. 

Walau begitu, bukan berarti produksi dan penjualan rokok turun dengan kebijakan ini. 

Rokok tetap bisa memasarkan produk mereka dengan baik. Karena produsen rokok sepertinya tahu masyarakat tak peduli dengan himbauan pemerintah ataupun dampak negatif dari merokok. 

Ada beberapa cara yang dilakukan produsen rokok untuk menjual produk mereka yang sebagian besar konsumen mereka adalah anak muda atau yang berjiwa muda. 

Sehingga program yang mereka gelar harus bisa menarik perhatian perokok yang berjiwa muda. 

Contohnya menjadi sponsor tunggal konser musik. Di ibu kota ataupun di daerah, hampir seluruh konser musik disponsori oleh rokok. 

Di arena konser ini mereka juga memasarkan rokok. Tidak mungkin tidak laku rokok yang dijual. Ditambah lagi, penjualan rokok ini dilakukan oleh Sales Promotion Girl (SPG) dengan penampilan yang cantik dan menarik. 

Selain di musik, rokok juga sering kali menjadi sponsor acara otomotif. Baik itu balapan atau lomba modifikasi mobil atau motor. 

Saat acara berlangsung, para SPG juga menawarkan rokok kepada pengunjung semua umur. Artinya ana-anak pun akan hadir dalam acara tersebut karena ikut orang tua yang menyaksikan acara. 

Dari cabang olahraga, rokok juga ada. Contohnya Djarum. Merek rokok ini menjadi promotor utama perekrutan pebulutangkis muda di Indonesia. 

Sejauh ini belum ada produk lain yang menjadi promotor utama olahraga secara konsisten dari tahun ke tahun. 

Suka atau tidak suka, prestasi bulutangkis Indonesia di dunia ada andil dari Djarum, sebuah merek rokok.

4 Pertimbangan Pemerintah Naikkan Cukai Rokok

Untuk menaikkan cukai rokok, pemerintah mempertimbangkan empat aspek. 

Produksi Rokok Rumah Tangga Naik Pamor
Orang Indonesia merupakan perokok yang cukup tinggi. Plus orang-orang yang kreatif!
Rokok Ilegal tak Pengaruhi Omset
x

Pertama pengendalian konsumsi. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas masyarakat dengan penurunan jumlah perokok. 

Pengendalian konsumsi ini juga ditujukan untuk menurunkan konsumsi di golongan masyarakat miskin. 

BACA JUGA: Waspadai Kejahatan Perbankan lewat Akun Palsu Call Center Bank

Aspek kedua adalah tenaga kerja. Sebelum tarif cukai diputuskan naik, pemerintah memikirkan petani tembakau, pekerja, serta industri hasil tembakau.

“Perusahaan rokok memiliki tenaga kerja. Apalagi ada rokok yang diproduksi yang dikerjakan dengan tangan,” kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara di situs resmi Kemenkeu

Kemudian penerimaan negara menjadi aspek ketiga yang dipertimbangkan untuk mendukung pembangunan nasional.

Aspek terakhir adalah pengawasan barang kena cukai (BKC) yang ilegal. 

Hal ini terjadi bila semakin tinggi cukai rokok, maka akan semakin tinggi kemungkinan beredar rokok ilegal.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo setuju cukai rokok naik rata-rata sebesar 10 persen yang berlaku pada 2023 dan 2024. 

Nah, hasil cukai tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. 

Diantaranya untuk penanganan stunting, perbaikan puskesmas dan posyandu, pemberantasan rokok ilegal, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan buruh. 

Tak mampu membeli sekotak rokok, beli batangan. Tak mampu beli rokok secara batangan, minta rokok teman. He..he..he...

Awalnya saya mengira rokok ilegal adalah rokok impor tanpa cukai. Ternyata anggapan saya salah. 

Rokok ilegal yang banyak beredar di masyarakat diproduksi oleh para petani atau pengepul tembakau. 

Penyebabnya, harga tembakau yang rendah menyebabkan pendapatan mereka kurang. Mau tak mau mereka membuat rokok ilegal dengan modal seadanya. 

Nah rokok ini dipasarkan tanpa cukai. “Rokok jenis ini banyak dipasarkan di pelosok desa yang jarang ada patroli polisi,” kata rekan saya yang menjual rokok. 

Harga rokok ini sangat terjangkau oleh warga yang berpenghasilan pas-pasan. Memang dari kualitas rasa dan kemasan jauh berbeda dengan rokok bercukai. 

Padahal, Menkeu RI Sri Mulyani mengatakan pengeluaran untuk pembelian rokok bagi orang miskin merupakan terbesar kedua setelah beras.

Sehingga masyarakat miskin yang merokok cenderung mengabaikan kebutuhan makanan bergizi untuk keluarga. 

Tak heran bila pemerintah menaikkan tarif cukai rokok untuk menekan atau mencegah peningkatan konsumsi rokok. 

“Pengeluaran untuk membeli rokok ini menjadi tantangan bagi pemerintah agar masyarakat bisa memprioritaskan makanan bergizi untuk anak-anak,” ujar Sri di Bisnis.com.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) mengungkapkan penerimaan cukai rokok turun pada 2023. 

BACA JUGA: Cara Enak Menulis Artikel untuk Pemula

Penyebabbnya adalah warga beralih ke rokok yang lebih murah. Peralihan rokok ini mempengaruhi pendapatan cukai hasil tembakau.

Hingga Agustus 2023 lalu, DJBC Kemenkeu mencatat penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar Rp126,8 triliun.

Selain beralih ke rokok yang lebih murah dan rokok ilegal, peralihan ke rokok elektrik juga mempengaruhi penerimaan tersebut. 

Ternyata PT HM Sampoerna telah lama memprediksi kenaikan cukai rokok akan membuat permintaan rokok ilegal meningkat pesat.

Kenaikan permintaan rokok ilegal ini akan menurunkan daya beli masyarakat terhadap rokok resmi. 

Namun demikian, sepertinya kekhawatiran tersebut belum mempengaruhi pendapatan perusahaan dengan kode emiten HMSP ini. 

Berdasarkan laporan keuangan semester I 2023, penjualan PT HM Sampoerna Tbk mencapai Rp 56,15 triliun atau naik sebesar 4,95% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 53,50 triliun.

Kenaikan penjualan juga membuat laba PT HM Sampoerna Tbk naik. Pada semester I tahun ini, perusahaan mengantongi Rp 3,75 triliun. Jumlah ini naik sebesar 23,02% dibanding laba semester I pada tahun lalu sebesar Rp 3,04 triliun.

Begitu juga dengan PT Gudang Garam Tbk yang tak mau kalah pada semester I/2023. Keuntungan perusahaan dengan kode GGRM melonjak sebesar 243,90 persen ke Rp3,28 triliun. Sedangkan cuan GGRM pada semester I/2022 sebesar Rp956,14 miliar. 

Kemudian, PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) juga tak ingin ketinggalan. Perusahaan ini juga memiliki kinerja keuangan yang apik. 

Penjualan WIIM dianggap yang paling besar pada semester I 2023 dibandingkan semester I pada 2022 lalu. 

Penjualan pada semester I 2023 mencapai 46,37% ke Rp 2,38 triliun dari Rp 1,62 triliun pada semester I 2022 lalu.

Untuk laba bersih, laba Wismilak tumbuh memukau sebesar 200,49% dibanding laba semester 1 2022. (*)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspadai Kejahatan Perbankan lewat Akun Palsu Call Center Bank

FIFA Kenalkan 4 Stadion Piala Dunia U-17 di Indonesia

Petinggi Perusahaan Jual Saham GOTO, Harga Saham Marketplace Masih Suram