Cara Enak Menulis Artikel untuk Pemula
Penulis Pemula Bisa Meniru Gaya Penulis Senior
Di sejumlah profesi, khususnya di bidang pemerintahan, pegawai mendapat tugas untuk menulis. Mahasiswa pun demikian. Menulis ini sifatnya wajib. Baik itu tulisan dengan tema bebas atau yang telah ditentukan oleh kantor atau dosen.
Media tempat menerbitkan tulisan atau artikel tersebut beragam. Bisa di media internal kantor/kampus ataupun di media massa. Tergantung kebijakan masing-masing.
Biasanya tugas penulisan artikel ini berkaitan dengan penilaian atau kenaikan pangkat seorang pegawai.
Sayangnya, kemampuan menulis yang baik untuk dipublikasi ini tak banyak dimiliki oleh pegawai dan mahasiswa. Mohon maaf, pegawai lebih bisa menulis laporan dinas dibanding menulis artikel yang dipublikasikan ke masyarakat luas.
Percaya atau tidak, untuk mempublikasikan tulisan butuh nyali dan kepercayaan diri. Bila tak memiliki keduanya, maka tulisan yang sudah dibuat hanya akan tersimpan di laptop atau di ponsel.
Sampai kapan? Sampai penulis berani dan percaya diri untuk mempublikasikan materi tulisan tersebut. Bila kepercayaan diri dan keberanian belum ada juga, maka tulisan itu akan tetap tersimpan hingga waktu yang tak diketahui. Atau ditempatkan di tempat sampah alias dihapus.
Tak hanya pemula, penulis senior pun sering sulit menulis
Sejumlah kendala sering dihadapi oleh para penulis. Tapi tenang, hal ini tak hanya terjadi pada penulis debutan.
Para penulis senior ataupun wartawan kawakan pun tetap menemui kendala saat akan menulis sebuah artikel.
Membuat sebuah artikel yang jadi ditentukan oleh sejumlah faktor
Salah satu tantangan untuk memulai menulis bagi pemula adalah hasil tulisan harus ‘bagus’ saat pertama kali menulis. Tuntutan dalam diri ini menjadi tekanan dan menakutkan bagi seseorang untuk menulis. Bahkan kadang menjadi minder karena ia yakin tulisan yang ia buat tidak akan bagus.
Tak hanya itu, bisa jadi ia semakin khawatir ia akan digoda oleh rekan-rekannya karena menulis. Padahal untuk belajar menulis tidak bisa langsung bisa menulis artikel yang bagus.
BACA JUGA: Transformers: Rise of the Beast, Bumi Masih Jadi Tempat Pelarian
Selain itu, kendala lain yang dihadapi penulis pemula adalah sudah ada kemauan untuk menulis, tapi belum ada ide apa yang akan ditulis. Kesulitan kedua adalah sudah ada ide, tapi bingung cara menulisnya.
Kemudian, kesulitan mencari referensi pendukung. Mencari referensi untuk tulisan memang bagus untuk menambah data. Bahkan referensi tersebut juga berguna sebagai inspirasi saat sedang tak ada ide menulis. Sebaliknya, kebanyakan referensi juga membuat bingung.
Tapi hati-hati, bila tak bisa menulis referensi dengan benar, maka bisa dianggap plagiat.
Kendala selanjutnya adalah mood atau semangat menulis yang bisa hilang mendadak. Penyebabnya bisa jadi perhatian penulis yang teralihkan oleh terganggu sesuatu.
Suasana yang tidak nyaman ini juga membuat semangat untuk menulis menjadi hilang. Yang paling menyebalkan adalah ide tulisan yang sebelumnya ada juga ikut hilang seketika.
Tapi yang paling sering menjadi kendala menulis adalah adanya tuntutan pada pikiran seseorang untuk membuat tulisan yang baik, bagus, dan enak dibaca dalam waktu singkat. Bagaimana mungkin bisa membuat tulisan yang baik dalam waktu singkat bila belum terbiasa menulis?
Analoginya seperti seseorang yang baru belajar main basket tapi sudah ingin bermain di timnas basket di waktu yang bersamaan? Masuk akal? Tentu saja tidak!
Percaya atau tidak, menulis bermanfaat untuk kesehatan mental
Menceritakan pengalaman dalam bentuk tulisan bisa meredakan stres seseorang. Alasannya karena penulis bisa meluapkan emosi dan ketegangan saraf lewat tulisan yang ia buat.
Menulis mampu membantu seseorang untuk mengatur emosi. Selain amarah, rasa bahagia dan sedih juga merupakan bagian dari emosi. Setelah ia menulis apa yang ia rasakan, ia akan merasa lega.
Karena menceritakan pengalamannya, maka kemampuan otak dalam mengenang peristiwa yang telah terjadi meningkat. Termasuk meningkatkan kemampuan analisa si penulis.
Selanjutnya, tulisan yang enak dibaca adalah tulisan yang runut. 1-2-3 dan seterusnya. Bukan melompat-lompat seperti 5-8-1 dan seterusnya. Dengan membuat tulisan yang runut secara rutin, maka secara tidak sadar penulis telah menyusun sesuatu secara teroganisir.
Manfaat menulis selanjutnya adalah mengasah kemampuan komunikasi. Bagi sebagian orang, menulis sama dengan berbicara. Persamaanya adalah sama-sama mengungkapkan ide atau gagasan untuk disampaikan kepada orang lain.
Begini Cara Menulis yang Enak
Salah satu referensi pendukung untuk tulisan yang original adalah pengalaman penulis. Seseorang bakal menulis dengan baik dan lancar bila ia menceritakan sendiri pengalamannya.
Pengalaman setiap orang berbeda-beda. Maka bila pengalaman tersebut ditulis, maka tulisan tersebut akan berbeda pula.
Semakin paham tentang sebuah masalah/topik, tulisan bisa semakin detil karena dilengkapi data dan fakta. Dengan demikian, pembaca semakin percaya dengan tulisan tersebut.
Karena baru belajar menulis, sebaiknya hindari menggunakan istilah asing dan kalimat yang panjang dan rumit. Alasannya di saat kita sudah pusing menuliskan ide ke tulisan, kita juga akan diperumit oleh istilah yang njelimet.
Bila penulis sudah pusing dengan tulisannya, maka kemungkinan besar pembaca juga akan pusing dengan tulisan penulis.
Bagaimana cara mengatasi mood yang mudah berubah? Perubahan mood memang menjadi salah satu kendala utama bagi penulis pemula.
Namun demikian, kita bisa meniru cara para penulis senior atau wartawan yang terbiasa menulis di mana saja dan dalam berbagai kondisi dalam waktu yang relatif singkat.
BACA JUGA: BEI Berlakukan ARB Simetris. Ini Kiat Menghadapinya
Bila suasana hati berubah atau kondisi sekitar kita tak mendukung untuk menulis, tunda dulu proses penulisan anda hingga kondisi anda mendukung.
Lakukan kegiatan yang membuat pikiran anda santai atau segar. Ketika pikiran anda sudah santai, maka ide akan kembali hadir.
Kemudian, bila sudah memiliki ide dan harus segera ditulis agar tak lupa, tapi suasana di sekitar belum kondusif, tulis dulu ide anda di sembarang tempat. Misalnya di secarik kertas atau di ponsel.
Kenapa harus segera ditulis meskipun secara acak? Karena ide yang belum ditulis sering hilang alias lupa. Hal ini cukup menjengkelkan bagi penulis.
Bila ide tersebut telah ditulis, meskipun secara acak, maka ketika suasana sudah mendukung, maka penulis tinggal menulis ulang ide yang telah ditulis secara acak tadi menjadi tulisan yang lebih baik.
Memang ada kalanya ide muncul tak kenal tempat dan waktu.
Dengan membiasakan hal ini, maka tulisan yang dibuat akan semakin baik. Akhirnya, tulisan yang bagus akan hadir dengan sendirinya bila penulis sering menulis.
Kondisi kehilangan ide dan kehilangan semangat ini juga sering dialami oleh penulis kawakan. Bedanya, mereka sudah mengetahui cara mengembalikan mood menulis dengan cepat.
Atau bisa meniru cara menulis yang dilakukan oleh Azrul Ananda. Ia adalah putra wartawan senior Dahlan Iskan yang hingga kini masih rajin menulis di situs happywednesday.id.
Dalam vlog yang berjudul Tips Menulis untuk Akal Sehat ala Dahlan Iskan dan Azrul Ananda , ia membagikan rahasia cara menulis yang cepat, runut, dan enak dibaca.
"Semisal kita mau menulis tentang pemilu. Saya suka si A, lalu beberkan alasannya dalam beberapa poin,” kata Azrul Ananda.
Kemudian, tambahnya, poin-poin tersebut dibuat dalam paragraf baru terpisah dan dijabarkan kembali dalam lebih detil. Kemudian tulis kesimpulan alasan memilih si A. “Selesai," tegasnya.
Kemudian, penulis yang baru belajar menulis bisa meniru cara Dahlan Iskan menulis. Yaitu paragraf yang pendek. Dahlan iskan biasa menulis 1 paragraf dengan hanya 1 kalimat.
Bahkan ia sering mengabaikan tata bahasa (subjek-predikat-objek). Inilah yang sering diprotes oleh pakar tata bahas. Namun, ia tak peduli. Alasannya, koran (tempat ia dulu sering menulis) bukanlah kitab bahasa.
Kemudian, tulisannya cenderung bertutur atau bercerita. Dengan kata lain, gaya tulisan kita mengikuti cara kita berbicara.
Untuk membuat tulisan yang enak dibaca dan memiliki data yang bisa dipercaya membutuhkan waktu dan proses. Dalam menjalani proses tersebut, seorang penulis tak perlu buru-buru. Take your time. Santai saja! (*)
Komentar
Posting Komentar